Sumber: www.klikdokter.com
Kota ibu
kini dipenuhi orang tua yang sibuk
dikejar waktu,
luput dari kesempatan melihat anak-anak
mereka tumbuh.
Anak-anak itu menengadah ke angkasa,
memandang langit malam yang terbakar
lampu kota
tidak menyisakan ruang bagi bintang untuk
menelurkan cahaya.
Rumah adalah apa yang anak-anak manusia
lihat sepanjang hari
tanah hanya dipenuhi jalan dan
bangunan penantang langit,
menghilangkan lahan tempat mereka
bermain dan menanam mimpi.
Saban hari anak-anak manusia hanya terbatuk,
udara dipenuhi asap pabrik dan kendaraan
yang menjadi racun
pohon bahkan memohon ampun saat hijaunya
berganti abu-abu.
Kota ibu
adalah puing dari harapan anak-anak
manusia yang tertutup debu.
Terlupa saat orang tua mereka akhirnya
benar-benar terkejar waktu.
(Pinrang - Makassar, Juli 2014)
*Terbit di majalah Soulmaks tahun 2014