APA yang kalian lakukan
jika sedang kurang kerjaan?
Tidak ada merupakan jawaban yang pasti.
Kurang kerjaan merupakan salah satu hal yang paling membosankan dalam hidup ini.
Tunggu, bukankah kurang kerjaan itu memang membosankan?
Oh, tentu saja.
Kurang Kerjaan alias kuker bisa menimpa siapa saja, termasuk seorang mahasiswa tampan
seperti aku ini. Terkadang, disela sibuknya lalu lintas aktivitas mahasiswa
yang penuh dengan tugas kuliah, kegiatan berlembaga, kegiatan pengembangan
minat, bakat, dan hobi, serta pekerjaan rumah dan kantor bagi mahasiswa yang
sedang mencoba kerasnya dunia kerja , terdapat saat-saat yang kita sebut
sebagai kuker. Terlebih di saat libur
panjang yang layaknya kereta waktu tanpa gerbong akhir.
Aku ingin bercerita. Jangan mencari
klimaks , jangan mencari konflik, dan jangan mencari kejutan di akhir. Karena
ini hanyalah cerita biasa tentang kehidupan sehari-hari yang tentunya biasa
saja.
Baiklah suatu hari, aku sedang menjadi ‘kakak
yang baik’ untuk adik-adik kelas XII dari almamater SMA, bukan! Maksudku MA
alias Madrasah Aliyah-ku dulu. Tempat
yang menyimpan sejuta kenangan tiga tahun lalu.
Pagi itu pukul sepuluh. Kami sedang belajar
untuk persiapan SBMPTN dan aku diundang sebagai salah satu tenaga pengajar di
tempat itu. Namun kelas selesai lebih awal dari yang kuperkiraan. Dan dalam
sekejap, adik-adik manis yang tadi duduk didepanku telah hilang. Meninggalkanku
di sebuah mesjid madrasah yang tak berpenghuni. Ya, kami tadi belajar di
mesjid.
Apa yang kulakukan setelahnya?
Tidak ada.
Aku hanya duduk diam sembari melongo
kearah lapangan voli yang debunya beterbangan terbawa angin sepoi . Sekarang aku
tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Meskipun sebenarnya banyak hal yang bisa kulakukan.
Aku bisa ke suatu tempat untuk online, menghabiskan waktu di Mc Donald’s
sembari menikmati Mc Flurry rasa blueberry,
membaca buku, menggambar sketsa atau mengganggu beberapa anak OSIS yang
sedang rapat persiapan sebuah kegiatan olahraga. Dan aku juga bisa pulang lalu
menghabiskan waktu bersama laptop, membuat sebuah cerpen, membuat puisi, membuat
movie berkonsep photo slide, berkaraoke ria, atau merekam beberapa lagu amatir.
Entahlah.
Apa yang akan kalian lakukan jika sedang
berada di posisiku sekarang?
Mengganggu orang lain dan berharap
mendapatkan kepuasan sementara?
Ya, betul sangat!
Aku mengambil HP dan mengetik beberapa
karakter untuk kemudian kukirim ke beberapa orang teman sejawat. Luar biasa,
karena tidak ada yang membalas.
Aku semakin kuker.
Apa yang harus kulakukan?
Masih dengan HP tadi, aku menelpon dua
orang temanku yang sedang sibuk, lalu kuteruskan dengan menelpon salah seorang
senior yang ternyata sedang sakit kepala dan diserang penyakit musiman yang
membahana, demam.
Masih kuker, aku menelpon seorang ‘adik
kelas’ yang menurutku menarik. Dia
komunikatif dan interaktif, sehingga sangat cocok untuk menghabiskan waktu dan
memberantas KKSI alias Kurang Kerjaan Sama Sekali. Tak terasa sudah sejam
lebih. Aku harus berterima kasih kepada dia yang telah menemani masa-masa kuker nan hampa ini. Namun tiba-tiba
sambungan antara aku dan dia terputus sendiri. Aku kehabisan pulsa yang baru
kemarin terisi. Sekali lagi, aku kehabisan pulsa yang baru kemarin terisi.
Aku kembali kuker.
Apa lagi yang akan kulakukan?
Jam yang menunjukkan pukul 17.00 wita
membuatku beranjak dari madrasah tempatku mengajar ke suatu tempat yang kurasa
mampu menampung jiwa kurang kerjaanku ini. Ya, jalan raya! Aku mengemudikan
sepeda motor bermerk Suzuki Shogun 125 R keluaran tahun 2005 untuk mengelilingi
kota Makassar tercinta. Mencoba menangkap beberapa momen yang biasanya luput
dari pandangan. Hingga maghrib menjelang, saatnya pulang.
Dirumah aku kembali kuker.
Apa yang akan kulakukan?
Semua orang pergi entah kemana
meninggalkan aku yang terduduk sendiri di depan TV mencari siaran yang menarik
namun tak ku temui. Diluar hujan kembali menangis. Kamar mandiku banjir namun
aku tidak peduli. Aku bersih-bersih lalu mencuci piring. Setelah semua selesai,
aku masuk kekamar pribadi. Kujadikan laptop sebagai peneman sepi bersama HP
yang terus berdering menandakan masuknya pesan singkat yang bertubi-tubi.
Kuladeni satu persatu pesan itu dengan bermodalkan SMS gratis. Akhirnya aku
bosan sendiri.
Aku kembali kuker.
Tuhan, apa yang harus kulakukan?
Derasnya hujan menyaring kumandang adzan
dari mesjid. Tak kusangka isya berlalu dengan tidak gemulai. Aku ruku dan sujud
sendiri kepada Sang Aziz. Tasbih, tahmid dan tahlil beresonansi dengan derai
air pada kaca dan pada atap rumah yang terbuat dari unsur zinc. Tentram dan damai jiwa ini. Selepas berkomunikasi, berbagi
kisah serta curahan hati tentang masalah dan kejadian hari ini kepada Sang
Ilahi.
Aku kembali kuker.
Apa lagi yang akan kulakukan?
Kembali ke laptop yang menjadi peneman
sepi. Aku hanya terdiam di depan layar LCD yang tidak lagi bersih. Sekarang aku
benar-benar pusing tak tahu harus apa lagi. Ingin rasanya kuakhiri hari. Namun
raga belum juga menandakan perasaan ingin berbaring. Di depan laptop ini, aku
menemukan sebuah ide kreatif. Mengapa tidak kutuliskan saja kisah kuker-ku hari ini? Lalu kubagikan
melalui dunia maya yang kadang kering postingan berisi. Ya, melalui blog,
melalui Twitter, melalui Facebook, semua bisa hanya dengan sekali klik dan
tentu saja berbagi link.
Batinku
bersorak sorai. Akhirnya aku bisa menghabiskan malam tanpa kuker yang kini telah pergi. Selamat tinggal kuker sedih. Terima
kasih atas inspirasi kreatif hari ini. Kumohon datanglah lagi dilain hari.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar