Ada sebuah pertanyaan yang menjadi momok bagi mahasiswa Antro
pada umumnya. Sebuah pertanyaan yang selalu dilayangkan oleh Dora dalam serial kartu Dora the Explorer.
“Mau kemana kita?”
Atau sebuah kata yang selalu dilantunkan Ayu Ting Ting dalam lagu Alamat
Palsu-nya,
“Kemanaa? Kemanaa? Kemaanaa? *cengkok
Ya, “Mau kemana setelah lulus sarjana Antropologi?”
Menganggur adalah jawaban yang paling menyakitkan.
Perlu diingat, bahwa Antropologi adalah ilmu yang begitu
rakus karena merupakan sebuah ilmu yang interdisiplin. Antropologi merasuk ke
sendi segala ilmu sosial, budaya, politik, ekonomi, agama dan bayangkan,
Antropologi adalah satu-satunya ilmu sosial yang juga belajar ilmu eksak.
Taruhlah Antropologi Biologi yang membahas bentuk fisik manusia, dan bagaimana
bentuk fisik tersebut memengaruhi lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik,
dan bahkan agama manusia.
Dengan cakupan ilmu yang begitu luas –rakus- maka seharusnya
–dan memang sudah seharusnya- permintaan pasar terhadap sarjana Antropologi
juga besar. Namun toh, kenyataanya
tidaklah demikian.
Sebenarnya, lulusan Antropologi bisa kerja dimana saja
–terutama di Bank- dan beberapa tempat lain yang hanya membutuhkan skill tanpa persyaratan sarjana
tertentu. Namun idealnya, sarjana Antropologi bisa menjadi:
1. Akademisi,
yaitu tenaga pengajar. Baik menjadi guru maupun dosen
2.
Peneliti,
yaitu mereka yang melakukan penelitian baik untuk kemajuan ilmu Antroplogi
maupun pembangunan suatu masyarakat
3.
Konsultan,
yaitu mereka yang menjadi penasehat atau sederhananya ‘tempat curhat’ bagi para
politisi, businessmen, hingga
praktisi kesehatan
Selain lapangan kerja diatas, sebenarnya banyak hal yang bisa
dilakukan seorang sarjana Antropologi untuk meraih kesuksesan hidup. Syaratnya,
mereka harus memiliki tambahan skill yang akan menajdi wadah penerapan ilmu
Antropologi mereka. Misalnya, seorang penulis fiksi –novel, cerpen, puisi,
hingga naskah film- mampu memasukkan unsur-unsur Antropologi dalam karya
mereka, bahkan bisa pula melakukan sebuah riset kecil-kecilan mengenai ide
karya mereka yang bersumber dari hal-hal yang berbau Antropologi.
Tipe-Tipe Antropologi
Praktik
Atau dengan kata lain, LAPANGAN PEKERJAAN bagi praktisi
Antropologi menurut John Van William (1986)
Intervention
Anthropology (intervensi
Antropologi)
a.
Action Anthropology (Antropologi Aksi)
b.
Research and Development Anthropology
(Penelitian dan
Antropologi Pembangunan)
c.
Community Development (Pembangunan Komunitas)
d.
Advocacy Anthropology (Antropologi Advokasi)
e.
Cultural Brokerage (Perantara Budaya)
Policy Research (Penelitian Kebijakan)
a.
Social Impact Assessment (Penilaian Dampak Sosial)
b.
Evaluation Research (Penelitian Evaluasi)
c.
Technology Development Research (Penelitian Teknologi Pembangunan)
d.
Cultural Resource Assessment (Penilaian Sumber Daya Budaya)
e.
Social Resource Analysis (Analisis Sumber Daya Sosial)
mau ke mana kita?
BalasHapusnice.. (y)
Pinrang :D
BalasHapus