Ada
sepucuk surat yang datang
bersama
selongsong peluru hampa
yang
habis terpakai lalu kau titip pulang
bersama
untaian kisah yang tak terselesaikan.
Ada
dua pertanyaan yang hanya akan terjawab salah satunya:
akankah
kau selamanya di sana?
Atau
akankah kau selamanya hilang?
Sepucuk
surat yang datang ini penuh darah
dari
medan perang, beberapa kalimat masih
kuingat
seperti saat kau pertama ucapkan cinta,
“aku
tidak lama, Sayang, sehabis merdeka langsung pulang.
Tapi
surat yang datang ini membawa kabar tak sedap
tentang
kemerdekaan yang ditunda, dan –tentu-
tentang
kepulangan yang tertunda.
Sepucuk
surat ini akan tersimpan dalam kapsul waktu
dan
ditemukan sebagai artefak elan perjuangan
bagi
generai masa depan: tentang pahlawan,
tentang
untaian kisah yang tak terselesaikan.
(Makassar,
2013-2015)
*
Terbit di harian Fajar, 16 Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar