Musibah adalah tamu tak
diundang.
Seperti kemarin, tetiba
dia meluncur
dengan sepeda motor
dari balik busur
hujan sambil membawa
dua buah bejana.
Dia lalu menuang air
darah
dalam bejana hitam ke wajahku,
lalu lumpuhlah dunia!
lalu lumpuhlah dunia!
“Itu adalah dolorosa, jadi rasakanlah!”
Aku menahan perih dalam
diam.
Lalu tersenyum saat
mengingat Tuhan.
Musibah tercengang, dia
menuang cairan pelangi
dalam bejana
putih ke wajahku,
lalu berwarnalah dunia!
“Itu adalah alegria, jadi terimalah.”
Aku menahan tawa
melihat dia pergi begitu saja.
Dan saat dia
kembali datang,
akan kusambut dengan syukur
dan sabar.
(Makassar, Juli 2014)
*
Nb:
dolorosa : kesengsaraan
alegria : kebahagiaan
**
Puisi ini terbit di harian Cakrawala dan kudedikasikan (asik) untuk kak Jumrang. Dan memang beliaulah inspirasi dari puisi ini. Terutama saat beliau mendapat musibah (kecelakaan) beberapa waktu lalu yang membuat kami semua khawatir terhadap beliau (parah meen, parah). Tapi menariknya, kak Jum dengan ikhlas menerima musibah tersebut. :) Dan alhamdulillah, kini beliau telah sembuh dari keadaan tersebut. Hebat kak Jum, salah satu inspirasi kami semua. Orang yang mampu mengubah dolorosa menjadi alegria.
Oh iya, kemarin (Sabtu, 23 Agustus 2014) beliau terpilih sebagai ketua FLP cabang Makassar periode 2014 -2016. Saya mengucapkan selamat sekaligus turut berduka cita, alhamdulillah sekaligus innalillah. Selamat bergelut dengan alegria sekaligus dolorosa. :)
Smile kak Jum, smile! :) Kami akan selalu mendukungmu :D hohoho
***
Terima kasih ya, Bata.
BalasHapusOya, hari ini tepat kau 21 tahun. Sukses selalu. Kau keren adekku, sodaraku, sahabatku, staffku, apa lagi? Ah, sudahlah! Bye