Sudah tiga tahun saya
duduk di bangku kuliah, dan biasanya pada peralihan semester enam ke semester
tujuh ada ritus tahunan yang wajib dilakukan mahasiswa dengan SKS yang telah
mencukupi (biasanya 90). Apa itu? Yup, KKN alias Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
:D eits, bukaan! Maksudnya Kuliah Kerja Nyata. Sebuah kegiatan di mana
mahasiswa (ehm) dilepas ke masyarakat untuk mengabdi berdasarkan jurusan,
program studi, keahlian, dan spesialisasinya selama kurang lebih dua bulan
(dulu tiga bulan) yang kali ini merupakan gelombang ke 87.
Dan setelah mengalami
proses yang panjang (membayar, mendaftar, registrasi ulang, pembekalan
berkali-kali, pelepasan, serta di-PHP berkali-kali *tentang jadwal pengambilan
atribut dan pemberangkatan, oh iya, dan rapat berkali-kali, akhirnya pada hari
Jumat, tanggal 10 Juli 2014 saya berangkat juga!
Dua hari sebelum
pemberangkatan, lokasi telah dibagi, dan saya berada di kabupaten Pinrang
kecamatan Mattirobulu, yeay! Actually, saya lebih menyukai Pinrang
ketimbang lokasi lain yang menjadi tujuan KKN tahun ini (Bone dan Enrekang).
Saya tidak tahu kenapa, mungkin karena Pinrang masih saudara dengan Parepare,
mungkin karena saya sudah pernah ke Pinrang, atau mungkin karena akses ke
Pinrang itu mudah
Namun salah satu alasan
yang kuat, karena saya memiliki banyak kenalan, sahabat, dan orang-orang
terdekat yang berasal dari Pinrang. Sebut saja kak Jumrang dan keluarganya yang
baik hati (guru menulis saya yang sempat terkena musibah), kak Wawan (Fitrawan
Umar), Pak Bahar (salah seorang inspirator dan calon guru berprestasi Nasional
*ciee), Kucing Senja (Dirga alias muridnya Pak Bahar), Irfan (ketua angkatan 2011 Antro), Rani (teman
curhat yang sebenarnya memiliki asal usul tidak jelas apakah dia Pinrang,
Enrekang, atau Kalimantan :D), Memet (ketua Himpunan Sastra Inggris), kak Ismi
(ini juga tidak jelas apakah Pinrang atau Jawa - -“), kak Opu (Esais -> ini
juga orang tidak jelas, Pinrang atau Kalimantan) Kode (nama sebenarnya Risky
*he?), Hijriah (juniorku di Antro), Aris (teman angkatan di Antro), Arman (juga teman angkatan) dan Arif (seorang
sahabat yang KKN di Miangas -> ini juga tidak jelas apakah Pinrang atau
Parepare - -“) Wahtever! intinya saya punya banyak kenalan
di Pinrang. *Ini kayak ucapan terima kasih saja, banyak nama dan
panjang-panjang haha ;D
Oke, kembali ke laptop!
Akhirnya saya ke Pinrnang bersama teman-teman baru yang baru juga saya kenal.
Di dalam mobil, saya besempit-sempit ria bersama delapan orang dan bersama
barang bawaan yang bejibun banyaknya.
Sumpah, terlipat badanku duduk di belakang -____-“ tapi yah begitulah
perjuangan yang akan selalu kami kenang. Hehehe :D
Suasana di Kantor Bupati (di sini ramai dan panas loh)
Kami disambut di kantor
Bupati Pinrang, dansaat pembagian posko, namaku tidak terdaftar di mana-man cooy… Saya ulangi, tidak ada di
mana-mana. What the hell? - -“. So, Pak Arya (my best supervisor) memasukkan saya di kelurahan Padaidi. Dan
tebak, saat melihat wajah-wajah teman poskoku pertama kali, saya kurang
semangat. Sebab mereka semua menampilkan wajah lesu dan kurang bersemangat
(maaf teman-teman :P) tapi setelah beberapa menit bergaul dengan mereka, (dan
setelah sampai di posko) mereka adalah salah satu teman terbaik yang pernah
ada! Sumpaah! :)
Jadi ceritanya, dalam
posko Padaidi awalnya ada delapan orang. Nah, seorang pindah ke posko lain,
terus ada lagi yang pindah tidak bilang-bilang, jadi totalnya ada tujuh orang,
ditambah saya yang baru masuk totalnya jadi delapan orang. Kemudian, masuklah dua
orang anak UNAN (Padang nih, Padang) yang ceritanya lagi ikut KKN Tematik
sehingga totalnya kini sepuluh orang. Eits, belum selesai, salah seorang di
antara kami membawa anaknya yang baru berumur 40 hari (waw) lengkap dengan
saudaranya selaku baby sitter, jadi
total kami dalam satu posko ada 12 orang. Great!
Amazing!
Saat berada di kantor
bupati, kami tidak disambut (dan dijemput) oleh “Pak Lurah” yang seharusnya
menyambut kami, tapi dijemput oleh Pak Sekcam yang akhirnya membawa kami ke
rumah salah seorang teman poskoku yang (secara kebetulan mungkin?) bisa kusebut
pulang kampung. Karena KKN di rumah sendiri hehehe.
Setelah berangkat dari
kantor bupati menuju kecamatan Mattirobulu (tepatnya ke kelurahan Padaidi,
lingkungan Karangan) dan lagi-lagi berdesakan dalam mobil yang penuh barang,
kami ber-12 akhirnya tiba di sebuah posko berarsitektur Bugis. Sebuah posko
yang dalam sebulan ke depan akan penuh kegilaan, konflik, kelucuan, keongolan,
kehangatan, persahabatan, dan ehm, cinta. Sebuah posko yang kami sebut "Rumah".
Selfie pertama dengan teman se-posko :D
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar