Sumber: http://bukhoryart.files.wordpress.com/
Mentari sepi di antara kolong langit,
menyapa jutaan manusia yang berbalut sepi.
Meski rasaku semakin tak kuat, aku bertahan!
Mohon Jiwa yang Tenang dengarlah.
Apa yang telah terjadi tak dapat kembali lagi
sebab penyesalan selalu datang di akhir.
Jiwa yang Tenang terusik dari tidur yang lelap,
maka mohon Jiwa yang Tenang, dengarlah.
Dunia tak mau lagi mengakui
saat kesempatan terang terbuang di sisi hari.
Jauh sudah kita melangkah, namun hasil tak didapati
kini aku hanya bisa bersyair.
Namun kuingatkan padamu Jiwa yang Tenang, tak ada yang
percuma.
Sebab jelas terasa kita telah berjuang bersama.
Kumohon Jiwa yang Tenang, tetaplah terlelap
meski kini aku hanya bisa bersuara.
Jiwa yang Tenang, dengarkanlah suara kehidupan,
simfoni indah dunia yang akan membuatmu kembali terlelap.
Jiwa yang Tenang, dengarkanlah suara kehidupan,
melodi indah dunia yang akan membuatmu terus terlelap.
(Makassar, Mei 2012)
*
Terbit di harian Cakrawala (Dengan sedikit perubahan) :) Anggaplah ini versi 'Remastered' nya hehe dari puisi 'Jiwa yang Tenang' yang dulu sempat kuposting di awal-awal saya bermain blog hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar