Sumber: scontent.cdninstagram.com
Kautinggalkan rahasia-rahasia pada kedalaman
dan terburu-buru menghempaskan tubuhmu
untuk memeluk tebing geming yang memandang kaku.
Tebing yang tidak tahu cara melingkarkan lengan pada
laut.
Orang-orang yang saling kawin di atas kepalaku cukup
untuk membuat ombak bersungut-sungut. Tapi, aku adalah
saksi
bagaimana patah hati menjadi sebab orang-orang
meluncur terjun
dan kau memeluknya lebih mesra menuju maut.
Pada suatu waktu, dekapan-dekapan dan rasa cemburu
membuatku runtuh lalu bebatuan dan unsur-unsur dalam
tubuh
larut menyatu bersamamu. Kau mungkin bahagia,
tapi itu berarti tidak ada lagi daratan yang bisa
kaupeluk.
(Apparalang, Mei 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar