Dunia
adalah cawan raksasa yang menampung banyak sekali air mata:
sebab
perang, sebab cinta, dan sebab-sebab lain yang tidak masuk akal.
Tuhan
mengabulkan permintaanku untuk jadi semut, mereka kuat dan
tidak
cengeng, mereka penuh cinta dan anti perang. Mereka bisa sembunyi
dalam
gelas plastik saat tsunami air mata menjadi sebab kepunahan,
atau
lari dari kenyataan bahwa hidup adalah kumpulan hal-hal kecil
yang
dipersulit menjadi tumor yang membesar setiap hari.
Namun
toh pagi tadi, aku tenggelam juga dalam gelas penuh air mata.
(Mei-Agustus,
Jakarta-Makassar 2015)
*
Terbit di harian Fajar, 1 November 2015.
Rapatkan jamaah, masalah hilang dengan sendirinya meskipun kita tak bisa lari darinya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbatara bemana kabarmu?
BalasHapus