Konstelasi Imajinasi

Rabu, 20 Agustus 2014

Aisyah

                  Sumber: http://copypast.ru/

1/ Memanah Purnama

Aisyah engkau tetap memandangi roda masa
tak tahu apa yang kaupikirkan
memberi kesaksian sejarah anak zaman
mengerti yang mereka butuhkan

kadang kau terpuruk
dalam duka bayang-bayang
kadang kau semangat
dalam suka terang

Aisyah kini langkahmu semakin terarah
berjuang untuk diri dan masa depan
berorasi dalam aksi bahagianya jiwa
hatimu sesuci kemuliaan

kadang pesimis melanda
sungguh hitam rasa
namun optimis
selalu membawa cahaya

Aisyah kau tak sendiri di tengah dunia
tetap melangkah bersama
walau semua tak seindah yang kau harapkan
kau tetap memanah purnama

dan tak lama kau semakin berjaya
hingga napasmu terengah
kau semakin terlihat indah
dalam rupa wanita

2/Bulan yang Tak Purnama

tidakkah kaulihat Aisyah menangis?
tidakkah kaulihat Aisyah bersedih?
saat semua hilang entah dan pergi
saat semua sepi menghantui

mentari di siang tak lagi sakit
purnama telah berganti dengan sabit
tapi cerita Aisyah tak juga habis
kini ia berselimut sepi

selendang Aisyah dini hari
tak kenyang melahap makan dan pergi
lalu ia teriak dalam keheningan gelap sunyi
di bawah bulan yang tak purnama lagi

nurani mencari keyakinan diri
sebagai perempuan yang tak mesti nakal lagi
agar ia bukan sekadar sosok dan nama diri,
bukan sekadar sosok dan nama diri

Aisyah terus berlari
mencari sosok yang dapat memperbaiki
hijab yang melindungi diri dari
sengat dunia yang dapat menodai

malam-malam sepi
tanpa purnama lagi
mencari terus mencari
tanpa kenal henti


(Makassar, Januari 2013)

*

Terbit di harian Cakrawala
(Ini versi terbaru sebenarnya dari 2 puisi yang pernah kuposting saat masih awal-awal nge-blog :D) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar