Konstelasi Imajinasi

Rabu, 20 Agustus 2014

Selamat Datang ke Masyarakat, Mahasiswa! -Sebuah Kisah Ber-KKN di Pinrang-

Sudah tiga tahun saya duduk di bangku kuliah, dan biasanya pada peralihan semester enam ke semester tujuh ada ritus tahunan yang wajib dilakukan mahasiswa dengan SKS yang telah mencukupi (biasanya 90). Apa itu? Yup, KKN alias Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme :D eits, bukaan! Maksudnya Kuliah Kerja Nyata. Sebuah kegiatan di mana mahasiswa (ehm) dilepas ke masyarakat untuk mengabdi berdasarkan jurusan, program studi, keahlian, dan spesialisasinya selama kurang lebih dua bulan (dulu tiga bulan) yang kali ini merupakan gelombang ke 87. 
Dan setelah mengalami proses yang panjang (membayar, mendaftar, registrasi ulang, pembekalan berkali-kali, pelepasan, serta di-PHP berkali-kali *tentang jadwal pengambilan atribut dan pemberangkatan, oh iya, dan rapat berkali-kali, akhirnya pada hari Jumat, tanggal 10 Juli 2014 saya berangkat juga!


Dua hari sebelum pemberangkatan, lokasi telah dibagi, dan saya berada di kabupaten Pinrang kecamatan Mattirobulu, yeay! Actually, saya lebih menyukai Pinrang ketimbang lokasi lain yang menjadi tujuan KKN tahun ini (Bone dan Enrekang). Saya tidak tahu kenapa, mungkin karena Pinrang masih saudara dengan Parepare, mungkin karena saya sudah pernah ke Pinrang, atau mungkin karena akses ke Pinrang itu mudah
Namun salah satu alasan yang kuat, karena saya memiliki banyak kenalan, sahabat, dan orang-orang terdekat yang berasal dari Pinrang. Sebut saja kak Jumrang dan keluarganya yang baik hati (guru menulis saya yang sempat terkena musibah), kak Wawan (Fitrawan Umar), Pak Bahar (salah seorang inspirator dan calon guru berprestasi Nasional *ciee), Kucing Senja (Dirga alias muridnya Pak Bahar),  Irfan (ketua angkatan 2011 Antro), Rani (teman curhat yang sebenarnya memiliki asal usul tidak jelas apakah dia Pinrang, Enrekang, atau Kalimantan :D), Memet (ketua Himpunan Sastra Inggris), kak Ismi (ini juga tidak jelas apakah Pinrang atau Jawa - -“), kak Opu (Esais -> ini juga orang tidak jelas, Pinrang atau Kalimantan) Kode (nama sebenarnya Risky *he?), Hijriah (juniorku di Antro), Aris (teman angkatan di Antro),  Arman (juga teman angkatan) dan Arif (seorang sahabat yang KKN di Miangas -> ini juga tidak jelas apakah Pinrang atau Parepare  - -“)  Wahtever! intinya saya punya banyak kenalan di Pinrang. *Ini kayak ucapan terima kasih saja, banyak nama dan panjang-panjang haha ;D
Oke, kembali ke laptop! Akhirnya saya ke Pinrnang bersama teman-teman baru yang baru juga saya kenal. Di dalam mobil, saya besempit-sempit ria bersama delapan orang dan bersama barang bawaan yang bejibun banyaknya. Sumpah, terlipat badanku duduk di belakang -____-“ tapi yah begitulah perjuangan yang akan selalu kami kenang. Hehehe :D
       Suasana di Kantor Bupati (di sini ramai dan panas loh)
Kami disambut di kantor Bupati Pinrang, dansaat pembagian posko, namaku tidak terdaftar di mana-man cooy… Saya ulangi, tidak ada di mana-mana. What the hell? - -“. So, Pak Arya (my best supervisor) memasukkan saya di kelurahan Padaidi. Dan tebak, saat melihat wajah-wajah teman poskoku pertama kali, saya kurang semangat. Sebab mereka semua menampilkan wajah lesu dan kurang bersemangat (maaf teman-teman :P) tapi setelah beberapa menit bergaul dengan mereka, (dan setelah sampai di posko) mereka adalah salah satu teman terbaik yang pernah ada! Sumpaah! :)
Jadi ceritanya, dalam posko Padaidi awalnya ada delapan orang. Nah, seorang pindah ke posko lain, terus ada lagi yang pindah tidak bilang-bilang, jadi totalnya ada tujuh orang, ditambah saya yang baru masuk totalnya jadi delapan orang. Kemudian, masuklah dua orang anak UNAN (Padang nih, Padang) yang ceritanya lagi ikut KKN Tematik sehingga totalnya kini sepuluh orang. Eits, belum selesai, salah seorang di antara kami membawa anaknya yang baru berumur 40 hari (waw) lengkap dengan saudaranya selaku baby sitter, jadi total kami dalam satu posko ada 12 orang. Great! Amazing!
Saat berada di kantor bupati, kami tidak disambut (dan dijemput) oleh “Pak Lurah” yang seharusnya menyambut kami, tapi dijemput oleh Pak Sekcam yang akhirnya membawa kami ke rumah salah seorang teman poskoku yang (secara kebetulan mungkin?) bisa kusebut pulang kampung. Karena KKN di rumah sendiri hehehe.
Setelah berangkat dari kantor bupati menuju kecamatan Mattirobulu (tepatnya ke kelurahan Padaidi, lingkungan Karangan) dan lagi-lagi berdesakan dalam mobil yang penuh barang, kami ber-12 akhirnya tiba di sebuah posko berarsitektur Bugis. Sebuah posko yang dalam sebulan ke depan akan penuh kegilaan, konflik, kelucuan, keongolan, kehangatan, persahabatan, dan ehm, cinta. Sebuah posko yang kami sebut "Rumah".


Selfie pertama dengan teman se-posko :D

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar